PERTAMA KALI NAIK PESAWAT DAN JALAN KE LUAR NEGERI (Tahun 2010 )

Pertama kali naik pesawat ga pernah terbayang rasanya apalagi jalan-jalan ke luar negeri. Waktu kecil melihat pesawat terbang lewat saja sudah senang. Setelah bekerja bisa jalan-jalan seputar pulau Jawa udah puas, lalu ke Bali lewat darat aja seneng banget yang penting bisa holiday.

Pada saat itu pesawat menjadi transportasi bagi orang-orang yang berduit. Biaya yang kita keluarkan bukan hanya tiket tapi ada biaya fiskal jika akan bepergian ke luar negeri. Tapi sekarang ketika teknologi semakin maju, kebutuhan orang akan transportasi semakin tinggi dan di barengi dengan persaingan maskapai memberikan harga tiket promo, dan bebas fiskal ke luar negeri sejak 2011 membuat orang-orang mulai beralih ke transportasi yang lebih cepat seperti pesawat dan keinginan untuk menjelajah dunia semakin besar, orang-orang yang dulu hanya bermimpi naik pesawat sekarang bisa mewujudkan mimpinya seperti saya.
Mimpi naik pesawatpun perlahan mulai terwujud, berawal dari sebuah iklan di koran langganan kantor. Promo yang saya liat melalui koran Pikiran Rakyat, korannya orang Bandung. By the way itu koran masih ada ga ya? Saya tuh kalo di kantor jarang baca koran, gayanya sih ga sempet ya. Yang baca koran tiap hari dan yang tambah pinter ya cuma si OB hehehe. Saya baca koran hanya hari Jumat ketika ada iklan promo harga heran dari Supermarket kesayangan orang Bandung namanya Yogya atau Griya, baru deh buka koran karena harganya emang bisa murah terjun bebas mungkin di kasih judul harga heran karena yang liat bakal mangap terheran-heran.

Yang saya ingat saat itu hari Jumat dan seperti biasa buka koran untuk lihat si harga heran. Tiba – tiba iklan berwarna merah membuat mata saya berpaling ternyata itu tiket promo pesawat terbang alias si merah AirAsia dengan taglinenya everyone can fly hahaha. Ternyata si merah baru buka rute baru untuk Bandung ke Singapore dan Malaysia dengan harga 0 Rupiah. Waktu itu saya dan teman saya kaya orang kesurupan antara ga percaya sama ngebayangin jalan-jalan ke luar negeri. Jujur ya ini menjadi awal sejarah saya akan kecintaan pada dunia traveling. Tanpa pikir panjang kalo dalam bahasa sunda kumaha engke, lalu saya buka websitenya si merah dan sepakat saya berdua dengan teman kantor booking untuk bulan Januari 2010, wih masih inget hahaha. Iyalah inget namanya juga moment bersejarah. Kaya orang kalap sambil belajar buka webnya si merah karna kan masih bego banget kalo sekarang sih sambil merem aja tinggal klik-klik (sombong hahaha). Akhirnya dapatlah tuh tiket murah dengan rute berangkat Bandung to Singapore harganya 125 ribu oneway udah termasuk bagasi 15 kg dan tiket pulang Kuala Lumpur to Bandung dengan harga gila 15 ribu ajah udah termasuk bagasi 15 kg. Seneng banget yah tapi abis itu kita berdua tatap-tatapan karena sebenarnya kita berdua tuh hukumnya haram untuk cuti bersama alias ga boleh bareng jadi kerjaan kita itu saling backup harus ada salah satu yang stay di kantor. Waduh gimana dong? Yah kumaha engke weh lah hahaha. Finally kita bisa pergi bareng berkat bapak brand manager tercinta orang paling baik yang tau perasaan jiwa muda kami yang ingin ngerasain dunia lain selain kantor. Si Bapak akan backup semua kerjaan kita dan memastikan kantor pusat tidak pernah tau kalo kami pergi bersama untuk berlibur. Ah masih terharu banget kalo inget itu, sampai detik ini belum nemu atasan seperti dia. Dan kami janji akan bawain bapak oleh-oleh yang banyak buat bapak dan keluarga. Supaya tambah seru kita juga mengajak teman-teman kita di luar kantor untuk join dan total yang beli tiket 6 orang dan pada akhirnya yang pergi hanya 4 orang. 3 cewek, 1 cowok, yang ga pergi hangus tiketnya. Biasalah ya rencana sama realita kadang ga sama.
Setelah dapat tiket di sela-sela bekerja kami bagi tugas untuk browsing dan membuat itinerary. Jadi ini tuh bakal jadi backpacking pertama kami ke luar negeri sekaligus pertama kali naik pesawat. Duuh ga sabar ya, rasanya lama banget, emang lama sih kan belinya tahun ini berangkatnya tahun depan hahahaha.

Jauh-jauh hari kami sudah booking penginapan, kami menyewa apartmen supaya kami bisa masuk satu kamar. Sebulan sebelum berangkat kami mulai membuat passport dan memantapkan itinerary, sekali-kali kami meeting di luar sekalian ngafe. Pokoknya kami menyiapkan dengan sangat serius.

Hari yang dinantikan pun tiba. Kami sepakat untuk bertemu di Bandara Husein Sastranegara, Bandaranya urang Bandung hehehe. Dulu Bandaranya ga sebagus sekarang. Sederhana sekali. Beres check in dan drop bagasi kami masih harus bayar tax bandara sebesar 25 ribu (beda bandara beda tax bandaranya) kalo sekarang tax sudah include di tiket jadi ga repot harus bayar terpisah. Dulu juga sempet ngalamin tax bandara include tiket lalu di pisah lalu include lagi.  Sekalian bayar tax bandara kitapun harus menunjukan NPWP, jadi sempet ngerasain masa-masa fiskal tapi ga bayar karena pake NPWP dan itu jadi kebanggaan hehehe. Setelah 2011 pemerintah menetapkan bebas fiskal bagi seluruh rakyat Indonesia walaupun tidak memiliki NPWP. Beres semua lanjut ke ruang tunggu keberangkatan, rasanya nunggu di ruang tunggu keberangkatan itu seperti orang yang mau di lamar kali ya (maklum belum pernah di lamar ) deg-degan tapi seneng. Bolak balik ke tolilet, rasanya mendadak beser. Biar ga keliatan deg-degan kita ngobrol, ketawa-ketawa sambill foto-foto.

Yas saatnya boarding, menuju pesawat kami harus berjalan kaki maklum bandaranya kecil jadi ga ada garbarata atau tangga seperti belalai gajah. Deg-degan agak berkurang ketika melihat senyum mbak-mbak pramugari Airasia menyambut kami di pintu masuk pesawat. Nah seyum ini juga yang sampai sekarang jadi patokan saya ketika terjadi turbulence apakah baik-baik saja atau ada masalah. Jadi ketika di dalam pesawat dan terjadi turbulance saya akan melihat wajah mbak pramugari selama dia tetap tersenyum buat saya semua baik-baik saja dan sayapun tenang. Saat masuk pesawat saya sempat bengong ya Tuhan saya naik pesawat hahaha norak pokoknya. Kami ber 4 duduk terpisah maklum ya kalo mau murah kaya gini kursi ga bayar jadi sistem yang atur posisi duduk, ada yang duduk agak depan, di dekat lorong, di tengah dan saya beruntung duduk dekat jendela (ah rejeki anak soleh). Saya mulai duduk dan memasang seat belt, menaruh tas tangan di bawah kursi dan memastikan jendela terbuka serta kursi tegak lurus, paham banget kayanya ya hahaha semua sudah saya pelajari dari mbah google sebelum pergi (segitu preparenya) yup saya emang well prepared orangnya dan saya terapkan sampe sekarang kalo mau traveling saya siapkan dengan sangat detail kalo perlu belok kiri, belok kanan, jalan lurus, itu semua saya siapakan biar ga nyasar dan ga banyak nanya orang. Mbak Pramugari mulai memperagakan cara menggunakan alat-alat keselamatan yang terdapat dalam pesawat, tolong ya di perhatikan walaupun sudah sering naik pesawat jangan tidur hehehe. Selesai mbak pramugari memperagakan saya mulai deg-degan lagi karena pesawat mulai jalan menuju landas pacu dan siap-siap untuk take off. Tidak berenti saya komat kamit berdoa berusaha tetap kelihatan tenang malu lah kalo ketauan grogi sama kursi sebelah.

Akhirnya pesawat tinggal landas rasanya lama sekali sampai tanda sabuk pengaman mati. Buat saya sampai detik ini yang sudah terbang entah berapa kali, moment take off hingga lampu tanda sabuk pengaman mati itu waktu yang paling membuat deg-degan. Ketika lampu mati baru saya bisa menarik nafas panjang. Orang-orang mulai sibuk ke toilet dan kami pun mulai membuka bekal hahaha biar irit ga usah beli di pesawat jadi bekal nasi goreng. Harusnya ga boleh? tapi sebenernya ga ada larangan hanya himbauan untuk tidak membawa makanan dari luar, mungkin biar kita beli di dalam pesawat karena mbak pramugari tidak pernah menegur orang yang membawa makanan sendiri. Asal jangan bawa makanan yang baunya menusuk kali ya seperti nasi padang.
Salah satu moment yang saya ga lupa adalah ketika mbak pramugari mulai berjualan souvenier. Saya dan temen-temen membeli souvenier untuk kenang-kenangan. Saya sendiri beli pulpen seperti bentuk orang dengan kepala yang ada per sehingga bisa goyang-goyang dengan topi bertuliskan Airasia. Karena kami heboh beli souvenier dan ngobrolnya agak kenceng (karena duduk pisah-pisah) beli beberapa pulpen membuat orang yang tadinya tidak tertarik jadi ikutan beli malah jadi rebutan sampe mbak pramugari ke belakang cari stock lagi. Mungkin sebenarnya orang-orang ini sama juga seperti saya pertama kali naik pesawat hehehe. Menurut saya dulu souvenier yang di jual di dalam pesawat ga mahal tapi sekarang kok rasanya mahal ya jadi ga pernah pengen beli. Puas makan dan udah dapat souvenier yang di mau akhirnya tidur, ngantuk banget karena flight pagi jadi harus bangun pagi sekali.

Ketika sedang enak tidur tiba-tiba pesawat kebanting ke bawah kencang sekali kaya naik histeria di Dufan (tutup mata). Ya Tuhan, saya dan orang-orang berteriak kaget sekali, apakah pesawat akan jatuh? Saya melihat makanan penumpang sampai berhaburan, ada yang terjatuh juga, untungnya saya tidak lepas seat belt jadi aman. Sejak kejadian itu setiap naik pesawat saya tidak pernah lepas seat belt kecuali akan ke toilet. Buat kalian yang belum pernah naik pesawat dan takut jangan membuat trauma untuk naik pesawat ya, justru lebih hati-hati dan aware keselamatan jangan menyepelekan penggunaan seat belt. Kadang kita merasa di atas cuaca bagus cerah dan lampu tanda seat belt mati atau sudah mendarat tapi pesawat masih jalan belum parkir sempurna tapi kita lepas seat belt, kita tidak pernah tau ketika merasa aman tiba-tiba ada kejadian yang tak diinginkan jadi baiknya selama kita duduk seat belt tetap di gunakan sampai ada instruksi dari mbak pramugari.
Tidak lama dari masa-masa kaget mbak pramugari mengumumkan kalo pesawat akan mendarat. Yas finally sampai juga di Singapore. Lagi-lagi noraknya keluar wah gede banget nih bandara. Pergi dari Husein turun di Changi beda banget hahaha. Lewat imigrasi passportnya di cap negara tetangga untuk pertama kalinya yes pecah telor keluar negeri dah hahaha
Masih ga abis kenorakan kita dekat toilet ada drinking water tap, dulu tahun 2010 rasanya water tap belum ada di bandara Indonesia wah liat gini aja seneng kaya liat mainan baru (tutup mata lagi). Jadi buat yang mau ke Singapore jangan lupa bawa botol minum aja udah cukup ga usah beli minum karena akan banyak water tap seperti di bandara atau di taman, irit kan. 2 jam kali kita ada di bandara Changi cuma buat foto-foto, kebetulan waktu itu menjelang imlek jadi banyak hiasan lampion cantik-cantik. Kalo ga ingat waktu mungkin bisa jadi kita nginepnya di bandara.

Ga habis-habis saya di buat shock sama Singapore. Ga harus keluar bandara saya bisa naik kereta atau MRT menuju ke apartment yang kami sewa. Btw ini juga kali pertama kami naik MRT hahaha. Duuh saya berasa kaya dari negeri entah berantah semua muanya pertama kali (tutup mata lagi). Sebelum naik MRT kami membeli EZLINK Card, saat itu saya bilang ini kartu ajaib karena dengan kartu ini saya bisa naik kereta, naik bus bahkan buat belanja tinggal tap aja (dan masa itu Indonesia belum menggunakan e-card seperti ini)
Setelah hari kedua dan seterusnya saya mulai terbiasa dengan kekagetan yang saya alami di Singapore jadi noraknya sudah berkurang hehehe.

Ada cerita lucu ketika berada di imigrasi perbatasan antara Singapore dan malaysia. Saya naik bus dari singapore ke Malaysia dan kami harus turun di setiap imigrasi. Nah ketika tiba di depan imigrasi Malaysia karena sepi tanpa kami sadari langsung ngerubung di satu loket imigrasi (kebiasaan di Indonesia kaya di loket bioskop aja, yang beli satu orang yang lain ikut ngerubung hahaha) yang ada kita langsung di teriaki petugas imigrasi “YELLOW LINE”. Kaget dah langsung bubar. Seharusnya walaupun sepi ya kita baris satu-satu dan harus ada di belakang garis kuning hahaha untung ga langsung di deportasi.
Banyak pelajaran yang di dapat selama di Singapore mulai dari kotanya yang sangat bersih orang harus buang sampah di tempatnya, transportasinya yang udah canggih dan satu lagi budaya antri.

Selama di Malaysia udah hilang kekagetan karena sudah terbiasa di Singapore yang lebih bagus. Hanya saat itu iri saja karena Malaysia saja sudah punya transportasi umum yang nyaman.

Detail kemana aja saya selama di Singapore dan Malaysia rasanya ga perlu di ceritakan karena udah banyak orang menulis tempat-tempat wajib di datangi saat di Singapore dan Malaysia. Saya hanya ingin berbagi kebahagian buat temen-teman yang belum pernah ke luar negeri. Jadi ga perlu takut norak ya karena moment-moment kenorakan ini ga akan terlupakan dan akan terus di ingat sampai kapanpun.
2010 saat itu dan sekarang 2019. 9 tahun sudah berlalu tapi setiap kami bertemu ga bosan-bosan mengulang-ulang cerita yang sama tentang kenorakan kami dan kalo kami bercerita bisa cekikikan sampai keluar airmata karena lucu sekali jaman itu kok bisa ya kaya gitu hahaha.

Mungkin buat kalian yang sekarang ke luar negeri untuk pertama kali ga akan senorak kami karena Jakarta sudah punya Busway, MRT, dan sudah menggunakan e-card. Tidak seperti kami ini generasi transisi yang pada masanya pembangunan Indonesia masih jauh dari negara tetangga, jadi banyak shock terapi ketika jalan ke luar negeri. Jangan lupa juga cari partner traveling yang sehati dan sejalan. Lebih baik di bicarakan dari awal maunya kita apa, kebiasaan kita seperti apa, terus model traveling kita seperti apa backpacker atau model turis cantik. Menurut saya ini penting supaya liburan kita sama-sama nyaman, enjoy dan ga ada ribut-ribut karena sifat dan karakter orang akan terlihat aslinya saat traveling. Jangan buat traveling pecah telor kalian jadi cerita yang menyedihkan karena buat saya traveling pertama kali itu moment bersejarah yang hanya terjadi sekali. Feel excitednya beda. Sekarangpun kalo saya mau traveling tetep excited apalagi ke tempat baru. Tapi beneran deh feel extited pertama kali keluar negeri itu tak tergantikan. Coba aja rasain kalo ga percaya hehehe.

Semoga cerita recehan ini ada manfaatnya buat kalian yang mau pecah telor ke luar negeri, yah minimal cerita noraknya bisa menghibur.

Yang belum pernah ke luar negeri semoga di segerakan ya.. amiiinnnn






Comments

  1. You’ll have the choice to get different welcome provides at Wild Casino relying on should you deposit via cryptocurrency or via a credit card. The former is worth a whopping $3,000 should you max out the 300% first deposit match bonus. FanDuel Sportsbook Our 온라인 카지노 FanDuel Sportsbook provides sports betting, with betting home windows, self...

    ReplyDelete

Post a Comment